(Kisah Nyata) Ada dua sahabat yg terpisah cukup lama; Ahmad dan Zaenal. Ahmad ini pintar sekali. Cerdas. Tapi dikisahkan kurang beruntung secara ekonomi. Sedangkan Zaenal adalah sahabat yg biasa2 saja. Namun keadaan orang tuanya mendukung karir dan masa depan Zaenal. Setelah terpisah cukup lama, keduanya bertemu. Bertemu di tempat yg istimewa; di koridor wudhu, koridor toilet sebuah masjid megah dg arsitektur yg cantik, yg memiliki view pegunungan dg kebun teh yg terhampar hijau di bawahnya. Sungguh indah mempesona. Adalah Zaenal, sudah menjelma menjadi seorang manager kelas menengah. Necis. Perlente. Tapi tetap menjaga kesalehannya. Ia punya kebiasaan. Setiap keluar kota, ia sempatkan singgah di masjid di kota yg ia singgahi. Untuk memperbaharui wudhu, dan sujud syukur. Syukur-syukur masih dapat waktu yg diperbolehkan shalat sunnah, maka ia shalat sunnah juga sebagai tambahan. Seperti biasa, ia tiba di Puncak Pas, Bogor. Ia mencari masjid. Ia pinggirkan mobilnya, dan bergegas mas
Para pesepakbola muslim yang ingin menjalankan ibadah wajib puasa selalu terbentur dengan profesionalitas pekerjaannya. Berbagai macam alasan yang muncul baik itu dari pribadi maupun dari klub tempat ia bekerja. Memang benar tidak semua dari mereka yang merasakan hal itu, ada yang memilih tetap menjalankan kewajiban puasa meski ia mengetahui konsekuensi berat yang akan dihadapinya baik itu dari klub maupun liga. Tidak mudah bagi pesepakbola muslim hidup dan mencari nafkah di negara-negara non-muslim, terkait dengan sepakbola. Mereka dihadapkan dengan keharusan menjaga stamina, kebutuhan tes urine jika dibutuhkan setelah pertandingan untuk membuktikan tidak adanya doping, dan bagaimana mereka mencari makanan yang halal di Negara- negara itu. 1.Zlatan Ibrahimovic. Zlatan Ibrahimovic merupakan sosok pemain yang tengah menapaki kesuksesan di tengah hegemoni kaum non muslim dan kentalnya budaya barat di Swedia yang menguasai semua sektor kehidupan. Meski tak secara resm